Meski sudah dipasang jalur khusus dissabilitas, namun keberadaan trotoar di kawasan kampus Tegal Boto ternyata masih belum ramah terhadap para penyandang kebutuhan khusus tersebut. Hal itu dikarenakan, adanya pagar beton yang terpasang di ujung trotoar, sehingga menyulitkan pengguna kursi roda dan tuna netra saat melewati jalur tersebut.
Menurut Ketua Nation Paralimpic Comite Jember Kusbandono, pihaknya sebenarnya sangat mengapresiasi langkah Pemkab Jember yang memasang jalur khusus difabel di sepanjang trotoar kawasan kampus. Hanya saja, jalur tersebut sejauh ini belum bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Hal itu dikarenakan, di setiap ujung trotoar dibangun pagar beton, sehingga menyulitkan pengguna kursi roda dan penyandang tuna netra saat melewati jalur tersebut. Bahkan, khusus penyandang tuna netra mereka beresiko mengalami kecelakaan yang dapat membahayakan jiwanya karena menabrak pagar beton tersebut.
Persoalan selanjutnya, keberadaan pedagang kaki lima yang berjualan tepat di trotoar. Jelas, hal ini sangat mengganggu para pejalan kaki, khususnya penyandang dissabilitas karena fungsi trotoar tidak bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Atas fakta ini, Kusbandono menilai menjadi percuma adanya jalur khusus dissabilitas. jika kemudian trotoar tersebut tidak bisa digunakan.
Untuk itulah, Kusbandono meminta Pemkab Jember agar mengevaluasi kembali keberadaan trotoar tersebut agar hak-hak penyandang dissabilitas benar-benar terpenuhi. Selain itu, Pemkab harus segera mencari solusi keberadaan PKL sehingga fungsi trotoar bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya.