Komisi XI DPR RI bersama Bank Negara Indonesia (BNI) Kamis (8,11,2018) menyalurkan dana CSR berupa seribu paket tas dan perlengkapan sekolah kepada siswa tidak mampu dan yatim piyatu. Diharapkan, bantuan perlengkapan sekolah tersebut dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran siswa kurang mampu di sekolah.
Bantuan tersebut diserahkan kepada siswa 10 lembaga PAUD, TK dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang berasal dari wilayah pinggiran Kabupaten Jember.
"Jadi hari ini, saya selaku anggota Komisi XI bersama BNI, ingin berbagi kebahagiaan dengan anak-anak didik yang berasal dari keluarga kurang mampu. Kita salurkan bantuan seribu paket perlengkapan sekolah, seperti tas, buku dan alat tulis yang bisa dimanfaatkan untuk sekolah," ungkap Anggota Komisi XI DPR RI dapil Jember Lumajang, HM. Nur Purnamasidi usai penyerahan bantuan di Warung Kembang Kecamatan Ajung.
Menurut Purnamasidi, pendidikan merupakan hak seluruh warga negara Indonesia. Maka, tidak boleh ada satupun anak-anak di Indonesia yang tidak bisa melanjutkan pendidikan hanya gara-gara terkendala biaya atau tidak dapat memenuhi perlengkapan sekolah.
"Di sinilah pentingnya sinergi semua pihak, tidak hanya pemerintah. Namun juga ada peran serta masyarakat untuk memberikan perhatian di dunia pendidikan. Sehingga seluruh warga negara Indonesia, baik yang berasal dari golongan mampu maupun tidak mampu dapat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya," tegasnya.
Oleh sebab itulah, bantuan yang nilainya tidak seberapa ini diharapkan dapat sedikit membantu siswa kurang mampu untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah. "Mudah-mudahan bantuan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya," ucap Purnamasidi.
Dalam kesempatan itu, Purnamasidi juga menekankan pentingnya penanaman pendidikan karakter sejak usia dini. Apalagi, radikalisme saat ini tidak hanya merambah kalangan remaja dan dewasa, melainkan juga mulai merambah kalangan anak-anak.
"Pendidikan karakter menjadi kunci agar anak bangsa mengerti jati diri bangsa kita. Ini penting ditanamkan sejak usia dini, agar anak-anak kita terhindar dari ajaran-ajaran yang berbau radikal. Apalagi, bibit-bibit penyebaran faham radikal di kalangan anak-anak sudah mulai muncul. Jelas kita sebagai orang tua dan guru harus waspada," tukasnya.