Konflik berkepanjangan antara murid dengan Kepala Sekolah SMKN 1 Tanggul, ternyata berimbas besar terhadap proses belajar-mengajar di sekolah itu. Dilaporkan, selama dua bulan terakhir, para siswa di SMK itu sering kali menggelar aksi demonstrasi menuntut pencopotan jabatan kepala sekolahnya. Menanggapi persoalan pelik ini, Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemkab Jember akhirnya turun tangan, untuk memastikan proses belajar-mengajar tidak akan terganggu lagi.
Kepala Dispendik Pemkab Jember, Bambang Haryono SH, kepada sejumlah media massa, usai melakukan pertemuan dengan Komisi D DPRD Kabupeten Jember, Hari Senin siang, menjelaskan, pihaknya sudah meminta komitmen kepada kepala sekolah, guru dan juga komite sekolah, agar mereka sadar terhadap fungsinya masing-masing dan melanjutkan kegiatan belajar-mengajar, seperti biasanya. Apapun yang terjadi di sekolah kejuruan ini, jangan sampai siswa yang menjadi korbannya. Persoalan yang terjadi di sekolah tadi, akan segera ditangani oleh Inspektorat Pendidikan Jawa Timur, dengan melakukan pemeriksaan secara langsung. Hasilnya, nanti akan digunakan Dispendik untuk menelorkan sebuah keputusan. Mekanisme semacam ini, sudah menjadi sebuah prosedur yang harus dilalui, sesuai peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. Dia menyebutkan, walaupun persoalan yang terjadi di SMKN 1 Tanggul merupakan peristiwa terburuk dalam dunia pendidikan di Jember, namun mulai Hari Selasa besok, tidak akan ada lagi konflik di sekolah itu, dan proses belajar-mengajar akan kembali lancar. Bambang juga tidak ingin, siswa SMKN 1 Tanggul gagal mengikuti Ujian Nasional, gara-gara konflik yang tidak seharusnya melibatkan mereka.
Mantan Sekretaris DPRD Jember ini, menambahkan, dalam waktu dekat, dipastikan Dispendik akan menelorkan kebijakan yang akan menjadi solusi bagi konflik SMKN 1 Tanggul. Namun yang terpenting, dalam waktu dekat, semua siswa bisa ikut Ujian Nasional dan diharapkan mampu meraih kelulusan.