Curah hujan yang tinggi, ternyata berimbas besar terhadap sektor pertanian di Kabupaten Jember. Dilaporkan, ratusan hektar sawah di Kabupaten Jember, dalam kurun waktu sebulan terakhir, mengalami puso atau pembusukan sebelum panen. Kondisi ini, ternyata mendapat perhatian khusus dari PT. Sang Hyang Sri (SHS), salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang menaungi pembibitan pertanian.
Menejer Daerah PT. SHS Jember, Rudianto, kepada sejumlah wartawan, Hari Senin siang, menjelaskan, sampai saat ini, pihaknya masih menelusuri penyebab fuso yang terjadi di beberapa wilayah kecamatan itu. Menurutnya, musim hujan yang kurang bersahabat dengan petani, menjadi kendala utama banyaknya padi yang mengalami fuso. Dia juga mengakui, jika dalam persoalan pembibitan, sampai sekarang, PT. SHS belum mampu membuat induk bibit asli Jember. Akibatnya, tanaman padi yang ditanam petani tidak terlalu tahan dengan iklim yang terjadi di Jember. Bibit padi F-0 atau indukan yang didatangkan ke Jember, ternyata lebih banyak didominasi benih padi dari Negara Thailand dan India. Namun dipastikan, kondisi semacam ini telah menjadi bahan evaluasi dari PT. SHS. Tidak hanya persoalan itu saja, Rudianto menerangkan, penangkaran benih padi milik PT. SHS yang berada di Kecamatan Tanggul, juga mengalami kerusakan cukup parah, saat ini.
Lebih lanjut, Rudi menyatakan, pihaknya akan memikirkan untuk membuat induk bibit asli Jember, sehingga tanaman padi tidak akan mudah terserang penyakit. Tetapi, upaya itu jangan terlalu diharapkan bakal berhasil. Pasalnya, sampai saat ini, pihaknya masih mengandalkan hasil pertanian biasa, untuk membuat bibit kedelai. Yang jelas, upaya tadi, diakuinya akan dijadikan sebagai misi agar di masa-masa mendatang, kondisinya lebih baik lagi.