Hujan yang mengguyur deras secara merata di wilayah Kabupaten Jember, Hari Selasa lalu, telah membuat panik ratusan petani yang membudidayakan tanaman padi di tiga wilayah desa dan kelurahan, yaitu Desa Klungkung-Kecamatan Sukorambi, Kelurahan Jumerto dan Kelurahan Slawu di Kecamatan Patrang. Pasalnya, akibat guyuran air hujan itu, sebuah DAM yang digunakan untuk mengatur air sungai di Kelurahan Jumerto, dipastikan jebol. Ratusan hektar lahan persawahan yang dikelola para petani, terancam mengalami kekeringan jika DAM tadi tidak segera diperbaiki.
Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jember, H. Asir, yang melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak), Hari Kamis siang, mengaku kaget. Sebab, dia tidak menyangka jika DAM yang menjadi alat pengatur arah air dari Sungai Jompo menuju 3 wilayah desa dan kelurahan di sekitarnya, jebol dihajar banjir. Sebab bangunan ini baru dibangun 3 tahun yang lalu oleh Dinas Pengairan Pemkab Jember, sehingga kondisinya masih sangat kuat untuk menahan gempuran air. Tetapi, legislator asal PDIP ini dapat memakluminya, karena kekuatan musibah banjir tidak dapat diprediksikan, saat ini. Setidaknya lahan pertanian di 3 wilayah desa dan kelurahan, yaitu Klungkung, Jumerto dan Slawu, dipastikan terancam kekeringan. Lahan persawahan di 3 wilayah tadi, diperkirakan luasnya mencapai 350 hektar. Atas kondisi ini, Asir menuturkan, Komisi C merekomendasikan kepada Dinas Pengairan Pemkab Jember untuk membuat bronjong sebagai pengganti sementara bangunan DAM yang jebol, sehingga ratusan hektar lahan persawahan di sekitarnya tidak mengalami kekeringan.
Selain itu, Asir juga menghimbau kepada Dinas Pengairan Pemkab Jember, agar segera melakukan pembangunan kembali DAM yang jebol, dengan menggunakan pos anggaran dalam APBD Tahun 2012.