Setelah dirundung sejumlah kasus bencana selama beberapa bulan terakhir, akhirnya Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember melakukan upaya preventif, dengan membentuk relawan baru yang berbasis desa. Pembentukan relawan ini dilakukan PMI, untuk mensolidkan komunikasi sampai kepada masyarakat bawah, mengenai informasi tentang sebuah musibah bencana. Dengan landasan berpikir semacam itu, sasaran pertama yang mereka garap adalah pemuda desa di 17 wilayah kecamatan rawan bencana, seperti Tempurejo, Silo, dan Wuluhan.
Menurut Ketua PMI Kabupaten Jember, Sandi Suwardi Hasan, saat ini, jumlah relawan PMI yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Jember pada Tahun 2012, sebanyak 191 orang. Sementara Markas PMI, memiliki kekuatan hanya 40 relawan. Jumlah relawan ini, diakui mengalami kenaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun tetap saja, relawan berbasis desa sangat dibutuhkan, karena jumlah relawan masih sangat kurang. PMI Jember memiliki definsi spesifik, terkait bencana ini. Kasus kecelakaan yang melibatkan orang, ibu yang akan melahirkan dan butuh penanganan, dipastikan masuk dalam ranah kerja PMI. Sehingga, dengan luasnya lingkup kerja itu, mutlak dibutuhkan banyak relawan yang tersedia hingga di tingkat desa. Setidaknya, perekrutan relawan desa ini akan menampung 4 sampai 5 orang di masing-masing desa, dan tidak ada batasan dari sebuah ormas tertentu. Sandi menandaskan, ketika menyebut relawan kemanusian, mereka tidak akan mengenal baju partai maupun ormas manapun juga.
Lebih lanjut, Sandi menegaskan, dalam konsep yang dimiliki PMI, relawan berbasis desa akan menggerakkan kebutuhan mereka, yang dipastikan mendapat pengawalan dari PMI Cabang Jember. Relawan tadi juga akan menjadi tim penggerak kegiatan PMI di wilayahnya masing-masing, kegiatan donor darah, kegiatan penanganan bencana dan berbagai kegiatan lainnya yang menjadi program PMI. Pelatihan relawan ini akan dilakukan bertahap berdasarkan zona, dengan tiga wilayah kecamatan tergabung dalam sebuah zona tertentu.