Puluhan santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Jember, Rabu (7/8/2019) pagi melaksanakan aksi unjuk rasa, menyikapi busana yang dikenakan artis ibu kota Cinta Laura saat perhelatan Jember Fashion Carnaval (JFC) Minggu (4/8/2019) lalu, yang sudah mencoreng Kabupaten Jember sebagai kota seribu pesantren.
Fathur Rahman korlap aksi menyapaikan, saat perhelatan JFC kemarin sudah jelas - jelas mencoreng nama baik Jember, yang dikenal sebagai kota seribu pesantren. Jelas kejadian tersebut, sangat tidak layak untuk dipertontonkan kepada halayak umum, karena sudah memamerkan pornoaksi.
Padahal sebelumnya, Bupati Jember baru saja mendapatkan penghargaan sebagai TOP Eksekutif Muslimah 2019, jelas hal tersebut bertentangan langsung dengan perhelatan JFC yang memamerkan pakaian yang tidak layak dikonsumsi masyarakat umum.
Oleh sebab itulah, lanjut Fathur, Aliansi Santri Jember mendesak penyelenggara JFC dan Bupati Jember untuk menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jember dan komunitas pesantren. Bupati Jember harus bertanggungjawab dengan keteledoran event JFC 2019. JFS Tahun depan harus menonjolkan lokalitas budaya Jember. Explorae budaya lokal Jember, stop mengimpor budaya luar.
Lebih jauh Fatrhur menyampaikan, apabila semua tuntutan tersebut tidak segera dipenuhi, Aliansi Santri Jember akan melakukan aksi susulan dengan jumlah masa aksi yang lebih besar.
Sementara Wakil Bupati Jember KH. A. Muqit Arief saat mendatangi para pengunjukrasa akan menyampaikan semua tuntutan para santri kepada pihak - pihak terkait, dan segera merealisasikannya.
Lebih jauh Muqit menghimbau masyarakat Jember untuk tidak melakukan aktifitas - aktifitas diluar aturan yang berlaku. Sehingga, kondusifitas di Kabupaten Jember bisa terjaga dengan baik, dan terciptanya harmonisasi antar masyarakat, khususnya masyarakat Jember.