Digelontorkannya anggaran milyaran rupiah dari APBD Kabuapten Jember, untuk membangun Bandara Notohadinegoro merupakan kerugian besar bagi Pemkab Jember. Pasalnya, Dinas Perhubungan dipastikan sudah tidak mampu lagi meneruskan mega proyek tadi untuk dijadikan sebagai bandara komersial, sebagai angkutan penumpang. Tidak hanya itu, kondisi Bandara Notohadinegoro yang saat ini memprihatinkan, sepertinya masih dapat sedikit berguna, dengan menjadikannya sebagai Bengkel Pesawat Terbang. Gagasan itu yang selanjutnya menjadi pembahasan dalam pelaksanaan Rapat Dengar Pendapat (Hearing) yang dirancang oleh Komisi C DPRD Kabupaten Jember, dengan memanggil Dinas Perhubungan Pemkab Jember, Hari Selasa pagi.
Menurut anggota Komisi C, Masrur, tidak difungsikannya bandara yang dibangun saat masa kepemimpinan Bupati Samsul Hadi Siswoyo itu, membuat Dewan miris. Penggunaan anggaran hingga bernilai milyaran rupiah selama beberapa tahun untuk pembangunan mega proyek prestisius tadi, ternyata tidak dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Jember. Menurutnya, Dinas Perhubungan harus secepatnya memfungsikan salah atu asset pemkab itu, agar biaya yang telah dikeluarkan untuk pembangunannya, tidak menjadi percuma alias mubadzir. Apalagi, Masrur menandaskan, sudah ada yang mengajukan perijinan untuk memakai bandara ini sebagai terminal cargo atau bongkar muat yang sangat berguna bagi dunia perdagangan di Kabupaten Jember.
Menanggapi lontaran pendapat itu, Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Jember, Djoewarto, mengatakan, saat ini, pihaknya sudah memutuskan jika status Bandara Notohadinegoro sudah tidak bisa lagi digunakan untuk penerbangan komersial. Karenanya, sudah ada rencana baru yang diambil oleh Dishub. Pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Lion Air, salah satu maskapai penerbangan di Indonesia, untuk memfungsikan bandara sebagai bengkel pesawat terbang milik maskapai ini. Kegiatan itu, dipastikan tidak akan mengurangi fungsi Bandara Notohadinegoro sebagai Bandara Rintisan. Tidak difungsikannya bandara ini, murni karena tidak ada investor yang melirik. Untuk masa-masa mendatang, Djoewarto menerangkan, seandainya bandara tadi dibuat sebagai bengkel pesawat terbang, maka lambat laun diharapkan bakal ada investor yang mau berinvestasi untuk menjadikan Bandara Notohadinegoro sebagai bandara komersial.