Bagi gitaris Ernest "Cokelat", penggebuk drum Eno "Netral", Gilbert (pemain bas grup St Loco), dan Hendra (vokalis band New Market), menyalurkan energi lebih yang positif dalam bermusik bisa melalui apa saja, termasuk lewat grup Royal Ego sebagai proyek sampingan.
"Kami mencoba untuk menumpahkan energi positif yang kami punya yang tidak bisa dipakai di band masing-masing," jelas Ernest ketika ditemui di Studio D'Loops, Cipete, Jakarta Selatan, Senin (29/3/2010).
Namun, tekan mereka, Royal Ego lahir bukan karena kejenuhan mereka dalam grup masing-masing. "Bukan karena jenuh sama band masing-masing. Kalau dibilang enggak puas, ya enggak lah. Kami selalu puas dengan apa yang sudah kami bikin," ujar Ernest.
Royal Ego, yang dibentuk pada 2005, dianggap oleh keempat personelnya sebagai emosi tertinggi mereka dalam bermusik. "Royal Ego itu emosi tertinggi kami dalam mencoba musik baru," ujar Eno. "Tetapi, kami di sini sadar diri bahwa kami harus kompromi," tambahnya.
Walaupun Royal Ego merupakan proyek sampingan, baik Ernest maupun Eno mengaku sudah mendapat restu dari band masing-masing. "Dari band masing-masing pun kami enggak punya masalah. Bukannya kami enggak ada waktu buat band yang lama, itu tetap masih ada, cuma yang sekarang kami lebih berasa aja punya dua band, jadi porsinya berat di jadwal aja," terang Ernest. "Untungnya, selama ini kami masih bisa atasi. Kami ngerjain semua itu, porsinya kami bikin lebih fun aja," timpal Eno.
Dengan dukungan rekan-rekan segrup masing-masing serta dengan energi positif yang mereka salurkan, Royal Ego menawarkan sebuah album dengan dua single jagoan. "Judulnya, 'Senandung', yang up beat, dan 'Say Something', sebuah lagu tentang cinta dalam lirik bahasa Inggris," terang Hendra.
Dua single yang mewakili 10 lagu dalam album perdana Royal Ego itu, secara musikalitas dijamin oleh Eno jauh berbeda dengan band utamanya. "Seperti yang Ernest bilang, kami enggak mungkin dengan cara yang sama. Di sini kami berusaha mengembangkan kreativitas kami," ucap Eno.
Untuk Royal Ego, mereka tak memasang target yang muluk-muluk. "kami kasih tren musik baru saja dengan warna indo rock. Kalau diterima, ya alhamdulillah. Tapi, kalau ternyata orang suka dengan pasar yang sekarang, ya kami coba terus saja," tutup Ernest.
sumber : Kompas.com