Melahirkan prestasi dan menjaga eksistensi di industri musik indonesia tidaklah mudah. Butuh kerja keras dan konsistensi dalam menciptakan karya, bukan hanya di ranah musik saja tapi juga mengikuti pola perkembangan sosial media yang semakin menggila di era digital sekarang.
Hal itulah yang dilakukan oleh ANJI sejauh ini. Diluar rutinitasnya sebagai penyanyi, ia selalu menyisihkan waktunya untuk berkomunikasi dan berkreasi di dunia maya. Menurutnya, untuk bisa mengikuti perkembangan digital kita tidak bisa hanya jadi penikmat saja, tapi harus menjadi bagian dari evolusi tersebut. Sebagai Pelaku. Sebagai Kreator.
Sukses dengan single DIA, BIDADARI TAK BERSAYAP dan MENUNGGU KAMU, tak membuat ANJI menurunkan semangatnya dalam berkontribusi untuk musik indonesia. Kepekaannya terhadap perkembangan digital membuatnya dikenal bukan hanya sebagai penyanyi tetapi juga sebagai Content Creator. Tahun ini, musisi yang dikenal inspiratif ini juga menjalankan perannya sebagai Produser dan memotivasi para musisi cover untuk berani merilis karya sendiri.
Membangun prestasi dan menghindari sensasi buruk, ANJI menutup tahun 2019 ini dengan merilis karya terbarunya bertajuk AKU PERCAYA. Bukan sekedar berkarya, kali ini ANJI mengutarakan cinta dari sudut pandang berbeda, untuk orang yang “istimewa”. Lagu ini bisa dibilang bersinergi dengan lagu-lagu ANJI sebelumnya, jika biasanya ANJI melakukan campaign BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) melalui video klip dan setiap penampilannya. Kali ini ANJI terinspirasi menulis lirik dari Teman Difabel. Bercerita tentang rasa tak percaya terhadap banyak hal, seperti beberapa kalimat dalam penggalan liriknya “Aku tak percaya mata, aku tak percaya telinga,” tapi dibagian reffrainnya menegaskan bahwa “Aku hanya percaya kita untuk bahagia, jika ada yang lainnya hanya Tuhan dan Cinta”. Sebuah ungkapan positif dalam meyakinkan pasangan, tentang pentingnya sebuah kepercayaan dalam sebuah hubungan.
Lagu ini istimewa, secara penggarapannya pun melibatkan orang-orang yang istimewa pula. Seperti Tohpati, yang dipercaya untuk mengaransemen dan memberikan enerji berbeda dengan sentuhan musik dan permainan gitarnya. Tak cukup disitu saja, visualisasi dari lagu ini dipercayakan pada Wishnutama, sosok yang juga dikenal luar biasa dalam hal ide dan kreatifitasnya. Mengangkat tema toleransi dari banyaknya perbedaan, melibatkan 23 model dengan berbagai karakternya.