Makanan khas Kabupaten Jember, Suwar-Suwir, ternyata mampu menyedot hasil pertanian berupa komoditas singkong di wilayah ini, dalam jumlah besar. Pasalnya, para pengusaha panganan yang terbuat dari singkong tape itu, rata-rata menghabiskan singkong sebanyak 1 ton, setiap harinya. Dengan jumlah yang besar itu, pasokan singkong ke Kabupaten Jember perlu persediaan yang cukup banyak. Namun, pada kenyataannya, jumlah singkong yang ada di pasaran, belum mampu mencukupi kebutuhan para pengusaha suwar-suwir. Akibatnya, agar produksinya dapat terus berlangsung, para pengusaha di Jember terpaksa mendatangkan bahan baku suwar-suwir itu dari luar daerah Jember, seperti Kabupaten Lumajang, Banyuwangi, dan Bondowoso.
Ketua Asosiasi Pengusaha Suwar-Suwir Jember, Rendra Wirawan, mengaku, pihaknya terkadang menemui kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, untuk membuat suwar-suwir. Selain jumlahnya di pasaran yang tak banyak, tidak semua singkong dapat dijadikan bahan baku suwar-suwir. Pasalnya, Rendra mengatakan, untuk membuat produk unggulan dengan kualitas baik, maka jelas dibutuhkan bahan baku yang terbaik pula.
Rendra menambahkan, sebagai pengusaha yang ingin terus melestarikan makanan asli Jember tadi, diharapkan Pemkab Jember melalui Dinas Pertanian (Disperta) dapat mengarahkan para petani, agar menjadikan singkong sebagai komoditas yang memiliki prospek bagus di pasaran.