Teriknya panas matahari yang menyengat, Hari Selasa siang, tidak mengurungkan niat dari ratusan massa PDI Perjuangan Kecamatan Rambipuji, untuk menyampaikan aspirasi mereka, dalam menolak rencana kenaikan harga BBM. Dari pantauan Soka Radio di lapangan, tepat pukul 13.00 WIB tadi, mereka memulai aksinya dengan melakukan konvoi menggunakan sepeda motor dari Lapangan Desa Kaliwining, menuju persimpangan Desa Kaliputih dan memutar balik menuju tempat semula. Dalam konvoinya, tepat di depan Terminal Peti Kemas Rambipuji, ratusan massa tadi mematikan mesin kendaraan mereka dan menuntunnya hingga ke Lapangan Desa Kaliwining. Sepanjang perjalanan, sejumlah massa nampak menggotong keranda mayat, termasuk menggunakan kostum pocong, sebagai simbol korban kenaikan harga BBM. Meski tidak terjadi aksi anarkis, namun akibat aksi massa ini, lebih dari separuh badan Jalan Dharmawangsa tertutup, sehingga menyebabkan kemacetan lalu-lintas kurang lebih sepanjang 3 kilometer, selama 30 menit.
Menurut Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI-P Kecamatan Rambipuji, Agus Hadi Santoso, aksi mematikan mesin dan menuntun kendaraan tadi, sebagai simbol rakyat yang tidak mampu membeli BBM, namun harus tetap menjalankan roda perekomian. Tidak hanya itu, usai melaksanakan konvoi kendaraan bermotor, massa langsung melakukan aksi cap jempol darah pada puluhan lembar kertas HVS. Rancananya, kertas-kertas tadi akan dikirim ke DPP PDI Perjuangan di Jakarta. Sementara rangkaian aksi yang terakhir dilakukan, adalah tanda-tangan pada puluhan meter kain kafan. Tanda-tangan ini tidak hanya diperuntukkan bagi massa PDI-P saja, Agus menegaskan, tetapi juga kepada simpatisan yang turut menolak rencana kenaikan harga BBM.
Agus menambahkan, aksi di siang tadi merupakan serangkaian aksi yang dilakukan, setelah 2 jam sebelumnya menggelar aksi demostrasi di depan Gedung DPRD Kabupaten Jember, bersama ribuan massa dari PAC PDI Perjuangan di wilayah kecamatan lainnya.