Bertambahnya anggaran yang harus dikeluarkan Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kabupaten Jember untuk dana pension pegawainya, membuat perusahaan itu meradang. Pasalnya, setiap tahun, mereka harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp. 1 Milyar, untuk keperluan tadi. Padahal, anggaran besar tadi setara dengan 10 % lebih anggaran yang harus mereka setorkan ke pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam APBD Tahun Anggaran 2011, yang mencapai Rp. 8 Milyar lebih.
Direktur Utama (Dirut) PDP Kabupaten Jember, Ir. Sujatmiko, kepada sejumlah awak media, menjelaskan, sekarang pihaknya tengah melakukan pengkajian terhadap penggunaan sistem pensiun pegawai untuk selanjutnya diganti menjadi sistem pesangon. Sehingga, dana pensiun pegawainya tidak terlalu membebani perusahaan, di waktu-waktu mendatang. Dia menyebutkan, jumlah dana pension pegawai semakin lama semakin bertambah, yang akhirnya menyebabkan jumlah anggaran yang harus dikeluarkan perusahaan membengkak. Sekitar Rp. 1 Milyar anggaran yang dikeluarkan PDP tiap tahunnya untuk menggaji para pensiunan tadi, dan dimungkinkan dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang, jumlahnya akan menyentuh angka Rp. 2 Milyar lebih. Kondisi semacam ini, dipastikan berbanding terbalik dengan luas lahannya yang tetap dan produktivitas tanaman yang menurun, akibatdigerogoti usia dan kerusakan. Sebagai solusinya, pihaknya berancang-ancang untuk mengganti sistem pensiun tadi dengan sistem pesangon, agar masalah ini tidak menjadi tanggungan perusahaan secara terus-menerus. Saat ditanya tentang besarnya uang pesangon untuk para karyawan, mantan politikus Partai Golkar ini belum bisa menentukan. Pasalnya, besarnya harus disesuaikan dengan tingkat jabatan mereka, juga masa kerjanya. Namun, dengan penggunaan sistem pesangon, dia sangat yakin, jika PDP akan semakin maju di masa mendatang. Alasannya, Sujatmiko menerangkan, karena dari waktu ke waktu, beban anggaran yang harus dikeluarkan setiap tahunnya akan terus berkurang, sehingga mereka dapat melakukan pembenahan infrastruktur di perkebunan yang dikelolanya.