Salah satu faktor penyebab meningkatnya angka kemiskinan di Kabupaten Jember dikarenan serapan anggaran selama dua tahun terakhir sangat rendah. Demikian disampaikan Pakar Ekonomi Universitas JemberAditya Wardana usai menjadi narasumber dalam Forum Kajian pembAngunan di Fakultas Ekonomi UNEJ selasa siang.
Kepada sejumlah wartawan Aditya mengatakan, secara teoritis APBN dan APBD sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Melalui kebijakan Fiskal yang tepat jelas program pembangunan akan berbanding lurus terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jika Apbn dan Apbd tidak bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pemerintah maka akan berdampak terhadap meningkatnya angka kemiskinan.
Bertambahnya angka warga miskin di Kabupaten Jember seperti yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik BPS beberapa waktu lalu. Menurut Aditya, hal tersebut sangat besar kemungkinannya dikarenakan serapan APBD dalam dua tahun terakhir sangat rendah. Kondisi ini jelas akan menimbulkan multi efek player terhadap roda perekonomian.
Akibat program pembangunan tersendat para kuli dan tukang bangunan tidak bisa bekerja, sehingga mereka tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Pendapatan pedagang juga mengalami penurunan akibat daya beli masyarakat rendah dan seterusnya. Sehingga tidak mengherankan jika pada tahun 2017 angka kemiskinan di Jember bertambah cukup signifikan.
Lebih jauh Aditya khawatir angka kemiskinan di Kabupaten Jember akan terus bertambah seiring gagal ditetapkannya APBD tahun 2018. Untuk itulah, dia berharap agar Bupati maupun DPRD duduk bersama menyelesaikan persolan tersebut. Jika tidak, maka rakyat Jember menjadi pihak yang paling dirugikan.