Saat ini, produk ketela pohon atau singkong masih dipandang sebelah mata oleh pasar. Karena kurang populer dan jumlah permintaannya di pasaran sedikit, maka tidaklah heran jika harganya sangat rendah. Akibatnya, para petani enggan untuk melakukan budidaya singkong secara professional dan tidak menjadikannya sebagai produk utama mereka. Disebutkan, harga singkong kuning di tingkat petani, berkisar di angka Rp. 900 hingga Rp. 1500 per kilogramnya. Sedangkan untuk yang berwarna putih, harganya dipastikan lebih rendah, yakni antara Rp. 300 hingga Rp. 700 untuk tiap-tiap kilogramnya. Atas kondisi semacam ini, dibutuhkan dukungan dari sejumlah pihak, untuk menjadikan tanaman tadi sebagai komoditas nasional, sehingga harganya terdongkrak naik.
Ketua HKTI Kabupaten Jember, Jumantoro, mengatakan, sekarang telah banyak penelitian yang dilakukan para ilmuwan, untuk mengembangkan produk turunan dari komoditas pertanian yang satu ini. Salah satu contohnya, mereka merubah ketela pohon menjadi tepung, yang dikenal dengan sebutan Modified Cassava Flour atau Mocaf. Jika para pelaku bisnis dan kalangan petani di Jember dilibatkan dalam pengembangan tanaman ini, maka hasilnya akan menjadi perpaduan yang luar biasa. Pasalnya, diyakini harga yang dipatok pelaku usaha akan tinggi, sehingga para petani akan bersemangat untuk menanam ketela pohon. Bahkan, lahan-lahan kering dan juga pekarangan rumah, juga akan ditanami ketela pohon oleh masyarakat, jika harga jualnya telah meroket. Kondisi pasar yang kondusif, dipastikan bakal membuat para petani menghasilkan ketela pohon dalam waktu yang singkat, dengan harga pasar yang juga tinggi.
Lebih lanjut, Jumantoro menjelaskan, tanaman ketela pohon tidak membutuhkan perlakuan khusus untuk membudidayakannya. Untuk menanam ketela pohon tanpa perlakuan khusus, petani dapat memproduksinya sebanyak 30 ton per hektar. Sedangkan apabila dilakukan perlakuan dan perawatan khusus, maka petani bisa menghasilkan 40 hingga 150 ton ketela pohon untuk tiap hektarnya. Selain itu, tanaman ketela pohon juga tidak rentan terhadap serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Atas dasar pemikiran tadi, HKTI Jember mendesak Pemkab untuk mendukung penetapan tanaman ketela pohon sebagai tanaman komoditas strategis nasional.