Dunia pendidikan memang tidak akan pernah sepi dari kucuran bantuan dari pemerintah maupun swasta. Setelah tiap tahun diguyur dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) juga Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bersumber dari APBN, tahun ini, sejumlah sekolah SD di 4 wilayah kecamatan, yaitu Tanggul, Semboro, Sukowono dan Silo, bakal mendapatkan bantuan program pengembangan menejemen berbasis sekolah, yang diadakan oleh United State Agency for International Development (USAID) Kantor Jember.
Ketua USAID Jember, Sri Rahayu, kepada sejumlah wartawan, Hari Selasa siang, menjelaskan, pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap beberapa Sekolah Dasar (SD), yang berada di 4 wilayah kecamatan tadi. Pelaksanaan program ini dilakukan, setelah sebelumnya dilakukan penelitian di daerah itu, yang menyatakan tidak ada satu sekolahpun yang menerapkan Program Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) murni. Rata-rata, dari 20 sekolah dari SD sampai SMP yang dijadikan contoh dalam penelitian tadi, tidak fokus dalam pengembangan menejemennya. Tidak tanggung-tanggung, Sri Rahayu menerangkan, proyek ini dipastikan akan menelan anggaran hingga milyaran rupiah.
Sri Rahayu juga mengungkapkan, banyak sekolah yang membuat rancangan kebutuhan mereka, dengan menyalin rancangan kebutuhan sekolah lain, tanpa melihat spesifikasi kebutuhan masing-masing sekolah. Sehingga, kondisi tadi berdampak pada kualitas dan sarana pendidikan yang kurang maksimal. Dalam program pengembangan sekolah ini, juga dibutuhkan partisipasi masyarakat dalam menuyusun perencanaan kebutuhan sekolah. Selama ini, partisipasi masyarakat sangat kurang, karena pihak sekolah jarang melibatkan peran serta orang tua dan siswa, dalam menerapkan MBS. Sri melanjutkan, di seluruh wilayah Jawa Timur, hanya 5 kabupaten dan kota yang mendapat program MBS dari USAID, yakni Kabupaten Jember Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Tulungagung.